Kamu : "Akhirnyaa... dateng juga yah. Alhamdulillah dong.."
Aku : "Iyah, Alhamdulillah. Bersyukur karena dengan kedatangan si "Tamu" jadi makin insaf dan berusaha kembali lagi ke Allah, lebih berusaha untuk lebih dekat lagi sama Allah."
Kamu : "Aamiin"
Aku : "Kok di aminin sik? Doain biar cepet pergi lah."
Kamu : "Lho? Emang siapa tamu nya? Bukan si Jodoh?"
Aku : "Bukan! Tamunya itu Jeng Coronce."
Kamu : "?!?!?!"
Iyah, akhirnya keluarga saya kebagian kunjungannya juga. Beliau ini numpang di tubuh ponakan saya. Selasa kemarin tanggal 22 Juni 2021 konfirm positif. Dari siang sudah berasa ga enak badan. Karena didikan sejak awal kalau badan berasa tidak enak langsung ke klinik saja, maka sepulang kerja langsung cus lah dia ke klinik langganan. Dia pikir mungkin hanya radang tenggorokan seperti biasanya. Ternyata Dokter Cantiknya menyarankan untuk swab. Ya sudah. Sesampainya di rumah, lemas dia minta doa kami sekeluarga supaya hasilnya negatif. Tapi Allah berkehendak lain. Jadilah malam itu dia isoman di kamar depan, sementara kami, sisanya memisahkan diri di kamar belakang dan ruang depan. Alhamdulillah besoknya saat kami swab di Puskesmas hasilnya negatif semua.
Lumayan cukup berat yah menerima kunjungan Jeng satu ini. Kami semua benar benar lelah lahir batin. Terutama Mama. Mungkin juga Papa, hanya saja Beliau tidak menunjukkannya. Sedari Selasa malam itu nyut nyut di kepala saya tidak kunjung hilang. Bahkan agak susah tidur. Entah kenapa juga jadwal ibadah sampai Jum'at ini jadi berantakan. Puasa sunnah tertunda. Semalam pun menunda baca Al-Kahfi dengan niat saat bangun Tahajud saja bacanya, tapi malah tidak bisa tidur semalaman dengan perut berasa kembung dan kepala berdenyut denyut dan baru bangun jam 5 lewat 10. Haduh.
Saya tau teorinya. Sangat terpatri di dalam hati dan pikiran. Saya hanya tinggal menghembuskan napas dan meyakini bahwa Allah menjanjikan kemudahan setelah kesulitan. Sekali lagi hembuskan napas dan meyakini bahwa Allah menjanjikan beban yang ga overload untuk hamba-Nya. Sekali lagi menghembuskan napas dan meyakini bahwa ini ujian dari Allah untuk menilai kesabaran hamba-Nya sebagai modal terbaik di akhirat nanti. Meyakini bahwa sekalipun memang harus "pulang" itu sudah menjadi kehendak-Nya dan memang kesanalah kita semua menuju. Itu teori. Tapi prakteknya, hadeh. Sekujur badan luar dalam seperti babak belur.
Saat Subuh tadi baru saya sadar, kadar iman dan takwa saya sedang berkurang karena saya tidak semakin meningkatkan ibadah. Saya terlalu sering menunda nunda yang akhirnya malah mengerjakan sesuatu yang tidak berfaedah. Dan lagu lagu yang baru rilis itu memang sudah membuat saya agak muak hari ini, meski tanpa sadar tetap bersenandung. Hadeh. Sebaiknya di remove saja dan diganti murotal yah. Gara garanya juga tadi sempet lihat instagram story seseorang yang sedang momong bayinya sambil mendengarkan murotal. Itu pun bikin tersadar juga. Alhamdulillah, kalau Allah udah sayang mah, sejauh apa pun hamba-Nya melenceng keluar jalur tetap bisa dibalikin juga. Selalu ada petunjuk untuk kembali di jalan Allah. Entah itu melalui berkah atau musibah. Dan Allah ga akan ingkar janji. Saya percaya.
Semoga kami semua diberi kekuatan, ketabahan dan iman takwa yang terus terjaga. Aamiin.
Ah ya, jadi saat ini ponakan saya yang bernama Babang Ridho, isolasi mandiri di rumah. Rabu pagi dia sudah merasa enakan, bahkan minta dimasakin air hangat untuk mandi. Sudah tertawa tawa saat main game online. Sudah bisa petak petik gitar. Malamnya pun tidur cepat. Ga ada gejala apa apa. Sampai besoknya kamis sore, dia mulai batuk batuk, sentrap sentrup dan agak demam. Sampai siang ini. Yang bikin bingung, rujukan obat datang dari segala penjuru. Rebusan herbal untuk diminum pagi siang malam, kapsul cina yang minumnya itu 4 kapsul untuk pagi, 4 kapsul untuk siang, 4 kapsul untuk malam juga, ada jamu, air kelapa ijo campur jeruk nipis, macam macam vitamin, belum lagi obat dari klinik tempat pertama kali periksa, lalu obat dari puskesmas, wow, kami cukup sulit untuk memanage nya. Kami saja cukup kewalahan mengikuti saran untuk konsumsi ini itu untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Kapan minum yang ini, kapan minum yang itu. Apalagi memanage si pasien yak. Hehe. Semoga Allah segera mudahkan. Aamiin.
Ga di sangka dapet kesempatan menjamu si Jeng Coronce inih. Hehe. Ayo dong kamu, kapan mau dijamu di rumah ku? Ga mau dijamu? Ya sudah, kita menjamu tamu pernikahan kita aja yah (weleh).
No comments:
Post a Comment